Penyebaran tumbuh-tumbuhan pada zone panas adalah
padi, kelapa, kelapa sawit, jagung, tebu, kopi, dan perkebunan karet (Havea
braziliensis). Batas produktif untuk karet kurang lebih 700 meter di atas
permukaan laut. Pada zone sedang sejuk, umumnya mulai adanya lahan yang cocok
untuk perkebunan teh (Tea assamica dan Tea Cinica) dan perkebunan kina
(Cinchonna). Pertanian hortikultura adalah kol, kacang, tomat, kentang, dan
cabe. Zona dingin masih ditumbuhi jenis rumput alpina, rhododendrom, dan lumut.
Zone dingin pada ketinggian 3500 atau 4400 meter dpl, sering tertutup oleh
salju seperti Puncak Jayawijaya, Papua.
Secara umum, Indonesia berada pada zone iklim tropis karena posisi lintangnya yang terletak antara 6°LU–11°LS. Namun karena adanya berbagai faktor geografis, pola iklim negara Indonesia memiliki karakteristik tersendiri. Beberapa faktor yang mem pengaruhi pola iklim Indonesia antara lain sebagai berikut.
Secara umum, Indonesia berada pada zone iklim tropis karena posisi lintangnya yang terletak antara 6°LU–11°LS. Namun karena adanya berbagai faktor geografis, pola iklim negara Indonesia memiliki karakteristik tersendiri. Beberapa faktor yang mem pengaruhi pola iklim Indonesia antara lain sebagai berikut.
- Letak wilayah Indonesia di sekitar ekuator mengakibatkan rata-rata
suhu tahunan senantiasa tinggi (suhu bulan terdingin masih di atas 18°C),
karena penyinaran Matahari senantiasa tegak.
- Letak kepulauan Indonesia di sekitar ekuator mengakibatkan sebagian
besar wilayahnya berada pada kawasan angin tenang (doldrum) sehingga
terbebas dari bencana akibat badai tropis (siklon).
- Bentuk wilayah Indonesia berupa kepulauan yang dikelilingi laut
mengakibatkan rata-rata kelembapan udara tinggi, bahkan pada musim
kemaraupun kelembapan relatifnya masih di atas 70%–80%.
- Posisi negara Indonesia yang diapit oleh samudra dan benua
mengakibatkan pola iklim Indonesia dipengaruhi sirkulasi angin muson yang
berembus dari benua Asia atau Australia.
- Pola Suhu Indonesia
Kondisi suhu udara di atas kepulauan Indonesia
senantiasa berkisar sepanjang tahun rata-rata di atas 18°C. Suhu udara harian
biasanya mencapai puncaknya sekitar pukul 14.00–15.00, sedangkan suhu terendah
biasanya sekitar pukul 05.00–06.00. Selain itu, rata-rata suhu harian
dipengaruhi oleh perbedaan ketinggian.
- Pola Curah Hujan Indonesia
Curah hujan di wilayah Indonesia berbeda-beda di
berbagai tempat. Terdapat daerah-daerah yang memiliki curah hujan sangat
tinggi, namun ada pula yang relatif rendah. Secara umum, rata-rata curah hujan
kawasan Indonesia bagian barat lebih tinggi dibanding kan dengan bagian tengah
dan timur. Oleh karena posisi lintang Indonesia terletak di sekitar ekuator, pola curah
hujan di atas wilayah Indonesia dipengaruhi oleh pergeseran Daerah Konvergensi
Antar Tropik (DKAT). Bulan-bulan yang memiliki curah hujan terbanyak biasanya
sesuai dengan posisi DKAT. Sebagai contoh, wilayah Pulau Jawa dilalui oleh
garis DKAT sekitar Januari dan Februari. Pada bulan-bulan inilah curah hujan
Pulau Jawa mencapai titik tertinggi. Adapun pengaruh DKAT adalah di wilayah
tersebut massa udara naik secara vertikal ke atmosfer sehingga banyak membentuk
awan dan mengakibatkan turunnya hujan zenithal atau hujan konveksional.
Berdasarkan rata-rata curah hujan tahunan, Kepulauan
Indonesia dibagi ke dalam empat daerah hujan, yaitu sebagai berikut.
- Daerah curah hujan di atas 3.000 mm/tahun, yaitu wilayah dataran
tinggi Sumatra Barat, Kalimantan Tengah, beberapa daerah di Pulau Jawa,
Pulau Bali, Pulau Lombok, dan dataran tinggi Papua.
- Daerah curah hujan antara 2.000–3.000 mm/tahun, yaitu sebagian wilayah
Sumatra Timur, Kalimantan Selatan dan Timur, sebagian besar Jawa Barat dan
Jawa Tengah, sebagian besar wilayah Papua dan Maluku.
- Daerah curah hujan di atas 1.000–2.000 mm/tahun, yaitu sebagian besar
wilayah Nusa Tenggara, Kepulauan Aru dan Kepulauan Tanimbar, serta daerah
Merauke.
- Daerah curah hujan kurang dari 1.000 mm/tahun, meliputi wilayah padang
rumput di Nusa Tenggara, kota Palu dan Luwuk Sulawesi Tengah.
Pengaruh Cuaca dan Iklim bagi Kehidupan
Cuaca dan iklim merupakan salah satu faktor alam yang
sangat penting bagi kehidupan manusia. Pengetahuan tentang pola musim, curah
hujan, dan gerakan angin misalnya dapat dimanfaatkan bagi sektor pertanian,
perkebunan, dan transportasi. Selain itu pengetahuan tentang karakteristik
atmosfer dapat kita manfaatkan untuk pemantulan gelombang radio.
- Pemanfaatan Cuaca dan Iklim dalam Bidang Pertanian
Bagi Indonesia yang sebagian besar penduduknya bergerak
dalam sektor agraris, karakter iklim seperti curah hujan, suhu, dan musim
sangat mempengaruhi pola kehidupannya.
Pada zaman dahulu ketika pengetahuan cuaca dan iklim
belum berkembang, nenek moyang kita sudah memanfaatkan datangnya musim bagi
pola tanam. Mereka berpendapat bahwa bulan-bulan yang berakhiran kata ber
(September, Oktober, November, dan Desember) merupakan musim hujan. Pada musim
hujan, para petani mulai turun ke sawah dan ladang untuk mengolah lahan.
Melalui kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian, faktor-faktor iklim
benar-benar dijadikan salah satu pertimbangan dalam penentuan kecocokan jenis
tanaman yang akan dibudidayakan di suatu tempat. Misalnya, tanaman padi sangat
cocok jika dibudidayakan di daerah dataran rendah yang beriklim panas,
sedangkan perkebunan hortikultur sangat baik dikembangkan di dataran tinggi
yang suhunya relatif sejuk.
Para nelayan tradisional sering kali memanfaatkan pola
angin dan musim pada aktivitas mencari ikan. Sebagai contoh, pada zaman dulu
para nelayan memanfaatkan angin darat dan angin laut untuk pergi dan pulang
menangkap ikan di laut. Selain itu, para nelayan jarang mencari ikan pada
periode berembusnya angin barat, karena sering terjadi angin ribut dan disertai
hujan lebat.
- Pemanfaatan Cuaca dan Iklim dalam Bidang Komunikasi
Salah satu lapisan atmosfer Bumi adalah ionosfer yang
memiliki kemampuan memantulkan gelombang radio. Sifat fisik lapisan ini
dimanfaatkan manusia dalam bidang komunikasi untuk penyiaran radio, sehingga
arus informasi dapat dengan mudah dan cepat diterima oleh masyarakat.
Melalui kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang atmosfer dan sistem komunikasi, saat ini negara kita telah memiliki satelit komunikasi PALAPA yang ditempatkan di atmosfer pada lokasi geostasioner dengan ketinggian sekitar 36.000 km di atas muka Bumi.
Melalui kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang atmosfer dan sistem komunikasi, saat ini negara kita telah memiliki satelit komunikasi PALAPA yang ditempatkan di atmosfer pada lokasi geostasioner dengan ketinggian sekitar 36.000 km di atas muka Bumi.
- Pemanfaatan Cuaca dan Iklim dalam Bidang Transportasi
Dalam bidang transportasi, faktor-faktor cuaca seperti
pola angin dan curah hujan sangat mempengaruhi kelancaran jalur transportasi,
baik transportasi laut maupun udara. Sebagai contoh jalur pelayaran akan sangat
terganggu jika terjadi angin ribut atau badai yang disertai hujan lebat.
Demikian pula dalam sistem transportasi udara. Oleh karena itu, setiap hari
televisi senantiasa menginformasikan prakiraan cuaca.
- Pemanfaatan Cuaca di Bidang Industri
Pada industri tradisional banyak
yang masih bergantung pada kondisi cuaca. Industri itu umumnya yang membutuhkan
panas Matahari, antara lain industri genteng, batu bata, dan kerupuk. Cuaca
juga mempengaruhi aktivitas penduduk sehari-hari. Suatu teknik baru yang sangat
menarik untuk menelaah iklim masa lalu adalah pemakaian suatu alat yang disebut
“termometer geologi”, yang dikembangkan ahli kimia bangsa Amerika bernama
Harold C. Vrey dari universitas Chicago. Teknik ini didasarkan pada analisis
isotop oksigen
Ø Perubahan Iklim
Global
Iklim di dunia selalu berubah, baik menurut ruang maupun waktu. Perubahan iklim ini dapat dibedakan berdasarkan wilayahnya (ruang), yaitu perubahan iklim secara lokal dan global. Berdasarkan waktu, iklim dapat berubah dalam bentuk siklus, baik harian, musiman, tahunan, maupun puluhan tahun. Perubahan iklim adalah perubahan unsur-unsur iklim yang mempunyai kecenderungan naik atau turun secara nyata.
·
Faktor Penyebab Perubahan Iklim Global
Perubahan
iklim global disebabkan oleh meningkatnya kosentrasi gas di atmosfer. Hal ini
terjadi sejak revolusi industri yang membangun sumber energi yang berasal dari
batu bara, minyak bumi dan gas yang membuang limbah gas di atmosfer seperti
karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrous oksida (N2O). Sang surya yang
menyinari bumi juga menghasilkan radiasi panas yang ditangkap oleh atmosfer
sehingga udara bumi bersuhu nyaman bagi kehidupan manusia.Apabila kemudian
atmosfer bumi dijejali gas, terjadilah “efek selimut” seperti yang terjadi pada
rumah kaca, yakni radiasi panas bumi yang lepas ke udara ditahan oleh “selimut
gas” sehingga suhu bumi naik dan menjadi panas. Semakin banyak gas dilepas ke
udara, semakin tebal “selimut Bumi”, semakin panas pula suhu bumi. Dan beberapa penyebab
lainnya ini juga berakibat buruk bagi ekosistem. Sebagai contoh, diatom dalam
air yang berfungsi sebagai makanan ikan sekaligus penyerap karbondioksida saat
ini terancam populasinya turun akibat ketidakmampuan diatom dalam beradaptasi
dengan perubahan suhu yang ada. Jika hal ini terus berlanjut tanpa ada upaya
penyelesaian, populasi ikan laut dapat menurun. Selain itu, perubahan iklim ini
juga menyebabkan beberapa spesies flora fauna terancam.
·
Dampak Perubahan Iklim Global
Perubahan
iklim yang diperkirakan akan menyertai pemanasan global adalah sebagai berikut:
1.
Mencairnya bongkahan es di kutub sehingga permukaan
laut naik.
Air laut naik maka akan menenggelamkan pulau dan
menghalangi mengalirnya air sungai ke laut yang menimbulkan banjir di dataran
rendah kalau di Indonesia seperti pantai utara Pulau Jawa, dataran rendah
Sumatera bagian timur, Kalimantan bagian selatan, dan lain-lain. Yang paling
mencemaskan adalah berubahnya iklim sehingga berdampak buruk pada pola
pertanian Indonesia yang mengandalkan makanan pokok beras pada pertanian sawah
yang bergantung pada musim hujan. Suhu bumi yang panas menyebabkan mengeringnya
air permukaan sehingga air menjadi langka. Ini memukul pola pertanian berbasis
air.
2.
Meningkatnya resiko kebakaran hutan.
Upaya Penanggulangan Pengaruh Iklim terhadap
Kehidupan
Di zaman ini perubahan cuaca tidak menentu sudah menjadi hal yang wajar, bukan suatu kelangkaan fenomena alam lagi. Jika dulu kita bisa memprediksi kapan akan datang hujan kapan akan datang kemarau sehingga kita bisa mempersiapkan segala sesuatu. Kapan kita harus membawa payung, kapan kita harus membawa jaket dan kapan kita harus menghindari diri dari inar matahari. Namun nyatanya sekarang semuanya menjadi sesuatu yang sulit. Contohnya saja pagi ini cuaca sangat mendukung sehingga kita bisa melakukan aktifitas tanpa terganggu dengan yang namanya cuaca dingin dan hujan. Namun tanpa disangka suasana yang tadinya cerah pada siang hari berubah menjadi mendung, kemudian turun hujan. Setalah hujan selesai kemudian cuaca cerah lagi dan malam hari hujan kembali turun.
Masalah lainnya yang sering muncul di Indonesia dan mungkin Negara yang lainnya, yaitu masalah banjir. Sekarang sekecil apapun hujan yang datang kemungkinan untuk terjadinya banjir semakin besar. Bahkan sekarang banyak sekali berita-berita internasional yang menceritakan tentang kejadian banjir yang terjadi di negara-negara yang jarang sekali bahkan tidak pernah terkena peristiwa ini. Curah hujan yang tinggi akan berdampak pada berlimpahnya air diberbagai tempat. Air yang berlimpah ini bisa saja menyebabkan banjir, kalaupun tidak sampai menimbulkan banjir curah hujan yang tinggi akan membuat aktivitas manusia sedikit tersendat. Itu baru salah satu pengaruh cuaca dan iklim terhadap kehidupan. Masih banyak pengaruh lainnya yang disebabkan oleh cuaca dan iklim disuatu tempat seperti angin badai dan gelombang pasang namun masalah curah hujan ini mungkin menjadi hal yang paling serius karena yang ini adalah peristiwa yang sudah sangat sering sekali terjadi di daerah manapun.
Di zaman ini perubahan cuaca tidak menentu sudah menjadi hal yang wajar, bukan suatu kelangkaan fenomena alam lagi. Jika dulu kita bisa memprediksi kapan akan datang hujan kapan akan datang kemarau sehingga kita bisa mempersiapkan segala sesuatu. Kapan kita harus membawa payung, kapan kita harus membawa jaket dan kapan kita harus menghindari diri dari inar matahari. Namun nyatanya sekarang semuanya menjadi sesuatu yang sulit. Contohnya saja pagi ini cuaca sangat mendukung sehingga kita bisa melakukan aktifitas tanpa terganggu dengan yang namanya cuaca dingin dan hujan. Namun tanpa disangka suasana yang tadinya cerah pada siang hari berubah menjadi mendung, kemudian turun hujan. Setalah hujan selesai kemudian cuaca cerah lagi dan malam hari hujan kembali turun.
Masalah lainnya yang sering muncul di Indonesia dan mungkin Negara yang lainnya, yaitu masalah banjir. Sekarang sekecil apapun hujan yang datang kemungkinan untuk terjadinya banjir semakin besar. Bahkan sekarang banyak sekali berita-berita internasional yang menceritakan tentang kejadian banjir yang terjadi di negara-negara yang jarang sekali bahkan tidak pernah terkena peristiwa ini. Curah hujan yang tinggi akan berdampak pada berlimpahnya air diberbagai tempat. Air yang berlimpah ini bisa saja menyebabkan banjir, kalaupun tidak sampai menimbulkan banjir curah hujan yang tinggi akan membuat aktivitas manusia sedikit tersendat. Itu baru salah satu pengaruh cuaca dan iklim terhadap kehidupan. Masih banyak pengaruh lainnya yang disebabkan oleh cuaca dan iklim disuatu tempat seperti angin badai dan gelombang pasang namun masalah curah hujan ini mungkin menjadi hal yang paling serius karena yang ini adalah peristiwa yang sudah sangat sering sekali terjadi di daerah manapun.
Cara penyelesaiannya atau lebih tepat untuk mengurangi dampak dari banjir itu sendiri, sebagai berikut:
1.
Desain Rumah, salah satu caranya adalah dengan
memperhatikan yang namanya desain rumah.
2.
Cuaca dan iklim juga mempengaruhi jenis tanah.
Sebagai contoh jenis tanah yang berawa-rawa akan membuat orang membangun
rumah panggung, seperti banyak yang ditemui di wilayah Sumatra, Kalimantan,
Sulawesi, dan Papua. Rumah panggung ini selain menghindari diri dari banjir
juga dari binatang buas yang menghuni rawa-rawa. Contoh lain di daerah yang
berbeda adalah dengan membangun rumah dengan atap yang rendah. Banyaknya angin
ribut membuat orang-orang yang ada di wilayah Gunung Kidul, Yogyakarta
membangun rumah dengan atap yang rendah. Atap rumah yang rendah membuat
pergerakan angin tidak bisa menerbangkan atap rumah yang sebagian terbuat dari
daun kelapa. Itulah beberapa contoh tentang desain rumah yang aman untuk kita
tinggali namun tentunya harus disesuaikan dengan kondisi daerah kita
masing-masing. Jangan sampai kita tinggal di Daerah Gunung Kidul kita malah
membuat rumah panggung yang nantinya malah rumah kita akan rusak karena
terjangan angin ribut. Membersihkan selokan dari sampah-sampah yang dapat menyumbat
arus air di selokan, supaya ketika hujan datang air di selokan dapat mengalir
dengan lancar.
Perubahan iklim ini menyebabkan banyak sekali dampak negatifnya
dalam kehidupan manusia sehari–hari. Dimulai dari bencana alam yang silih
berganti, berkurangnya daratan yang ada, bahaya kerawanan pangan, wabah
penyakit seperti malaria, demam berdarah, dan lain–lain. Juga gangguan pada
saluran pernafasan dan alergi, bahaya kanker kulit, ketidakseimbangan
ekosistem, perluasan daerah padang gurun, penurunan keanekaragaman hayati,
jumlah persediaan air tawar bagi penduduk dunia semakin menipis, dan berbagai
dampak lainnya yang mungkin saja dapat terjadi sebagai imbas dari efek – efek
sebelumnya. Langkah – langkah dalam mengurangi dampak perubahan iklim secara garis
besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu adaptasi dan mitigasi.
Adaptasi disini adalah upaya penyesuaian diri. Sedangkan mitigasi adalah
upaya pengurangan. adaptasi mencakup cara-cara menghadapi perubahan iklim
dengan melakukan penyesuaian yang tepat – bertindak untuk mengurangi berbagai
pengaruh negatifnya, atau memanfaatkan efek-efek positifnya. Sementara itu,
mitigasi meliputi pencarian cara-cara untuk memperlambat emisi gas rumah kaca
atau menahannya, atau menyerapnya ke hutan atau ‘penyerap’ karbon lainnya.Masyarakat
bersama dengan pemerintah dapat mengembangkan teknologi rumah anti banjir,
mulai melakukan penghematan air di bulan – bulan kering, melakukan konservasi
keanekaragaman hayati, perbaikan manajemen dan pemeliharaan air yang ada,
onservasi daerah tangkapan air, para petani diberikan penyuluhan yang baik
tentang sistem irigasi yang jauh lebih baik, melakukan diversifikasi dan
intensifikasi pada tanaman pangan dan perkebunan, pengembangan cagar alam atau
wilayah konservasi alam, pengembangan peringatan dini untuk mengantisipasi
kebakaran hutan, mengadakan konservasi hutan– hutan bakau, terumbu karang, dan
vegetasi di pinggir pantai lainnya, pengawasan terhadap penyakit yang lebih
baik, dan lain–lain.
Mitigasi,banyak
cara yang dapat kita lakukan dengan melakukan upaya pengurangan dampak
perubahan iklim ini. Sebagai contoh, mulai mengefisiensikan penggunaan energi
yang ada, mengolah sampah–sampah yang ada dengan proses Recycle, Reuse, Reduce.
Menanam pohon– pohon di sekitar pekarangan rumah, menggunakan kantong belanja
dan mengurangi penggunaan plastik, ke tempat yang jaraknya dekat dengan
berjalan kaki, dan lain–lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar